Skip to main content

Dan Brown

Kekuatan Niat itu.. Nyata!

Saya suka membaca. Non-fiksi. Untuk fiksi seperti novel gitu lumayan jarang, dan biasanya juga hanya meminjam dari teman. Tapi pada suatu hari, saya kenal dengan seseorang pria yang menurut saya husband-able (alias kandidat kuat untuk dijadikan calon suami). Singkat cerita saya tertarik pada pria ini dan berencana untuk lanjut PDKT hehe. Setelah beberapa kali mengobrol saya baru tahu kalau dia adalah penggemar Dan Brown dan sangat suka membaca novel – novel fiksi karya penulis yang sukses lewat The Da Vinci Code tersebut.

Dan Brown? Saya tahu Dan Brown karena pernah melihat film berjudul The Da Vinci Code yang ditayangkan di bioskop Trans TV. Saya tertarik untuk melihat film itu karena pemeran utama yang diperankan oleh Tom Hanks (teringat adegan antara dia dengan Wilson si bola voli di film Cast Away). Film The Da Vinci Code memang menegangkan, tapi saya kurang begitu mengerti dengan isi ceritanya. Inti yang saya tangkap dari film ini adalah ada rahasia yang harus mereka lindungi agar tidak membuat heboh dan menggegerkan umat manusia dan umat Kristiani khususnya terkait seseorang yang ditengarai sebagai keturunan Jesus. Sudah, saya hanya tahu itu saja tentang Dan Brown dan karya – karya nya.

Kebetulan saat itu baru saja keluar buku Inferno versi Bahasa Indonesia dan si husband-able itu mulai membicarakan tentang Inferno. Dia juga bilang pada saya bahwa Dan Brown itu penulis yang jenius dan bla..bla..bla. Saat itu saya berpikir, saya harus bisa membaca novel - novel Dan Brown juga. Maksudnya agar bisa berdiskusi lebih lama lagi dengan si husband-able tersebut (hohoho). Saya kemudian mencari – cari informasi terkait Dan Brown. Ketika saya menemani seorang teman jalan – jalan ke toko buku, saya menemukan novel - novel Dan Brown. Sayang sekali, ketika itu I can’t afford to buy those books..

Tetapi inilah kekuatan niat. Dimana ada niat, disitulah ada jalan! Awalnya saya hanya iseng menanyakan pada teman – teman saya mungkin ada yang memiliki novel Dan Brown. Ternyata, salah seorang teman saya menjawab “punya”. Tapi, tantangan selanjutnya adalah : dia memiliki novel – novel Dan Brown yang berbahasa Inggris. Sudah novel fiksi thriller, dalam bahasa Inggris pula. Tapi okelah. Demi..

Judul pertama yang saya baca adalah Digital Fortress. Aduh, saya kesusahan sekali untuk mencerna apa yang dimaksud dalam novel tersebut. Tapi ya itulah..lagi – lagi kekuatan niat. Karena niat sekali ingin nyambung obrolannya dengan si husband-able, saya menekuni tiap paragraf demi paragraf dengan hati – hati. Selain karena full berbahasa Inggris, novel Dan Brown juga dipenuhi dengan istilah – istilah yang kurang familiar bagi saya. Ada kalimat yang tidak mengerti, saya cek ke google translate. Tetap tidak dimengerti juga, ya sudah saya skip saja (hehehe). Keberhasilan saya dalam menyelesaikan Digital Fortress akhirnya membuahkan semangat membara untuk melanjutkan membaca judul lain. Setelah itu saya lanjut membaca Deception Point, The Lost Symbol, dan akhirnya membaca Inferno. Empat novel Dan Brown berbahasa Inggris berhasil saya selesaikan kurang dari tiga bulan. PS : Baru – baru ini novel Dan Brown berjudul Origin baru saja diterbitkan dalam edisi bahasa Indonesia. Dan..akhirnya saya bisa membaca novel Dan Brown yang berbahasa Indonesia (hasil meminjam juga hohoho).


Inilah uniknya awal mula kisah saya dengan Dan Brown. Setelah membaca novelnya, saya merasa impressed. Banyak pengetahuan baru yang saya dapatkan. Saya juga sangat terkesan dengan bagaimana detilnya Dan Brown dalam menggambarkan suatu kejadian atau suatu tempat. Ketika membaca novelnya kadang saya ikut dag dig dug. Kadang saya bergumam “Hmm..ada benarnya juga ya...”. Kadang saya merasa “Wah, apa yang saya ketahui itu benar – benar hanya secuil butiran padi di tengah luasnya sawah (?)”. Kadang saya merasa beruntung sekali lahir jadi warga negara Indonesia. Ya, semacam itu.

Tadinya, membaca novel Dan Brown hanya menjadi batu loncatan agar saya memiliki bahan diskusi dengan kecengan. Ternyata setelah membaca karya – karya Dan Brown yang njlimet itu, saya malah menemukan keasyikan baru : membaca buku berbahasa Inggris. Saya akui kemampuan bahasa Inggris saya beberapa tahun lalu tidak semahir sekarang. Berkat hobi baru tersebut ternyata terasa sekali bahwa kemampuan berbahasa Inggris saya meningkat pesat (minimal dalam hal reading dan writing lah yaaa :D).  (Lebih lanjut dalam tips belajar bahasa Inggris tanpa kursus :))

Dari situ saya mulai menjajaki berbagai buku berbahasa Inggris. Keterbatasan dana kala itu membuat saya tidak bisa membeli buku – buku import yang saya inginkan. Tapi dasar niat.. saya mulai mencari alternatif dengan membeli secondhand books yang lebih affordable bagi keuangan saya. Yang penting bahasa Inggris. So, buku secondhand berbahasa Inggris yang pertama kali saya beli adalah : Renew Your Marriage at Midlife karya Steve dan Cathy Brody. Teman saya pernah komentar “Wah, bacaan kamu luar biasa ya..topiknya”. Saya hanya bisa nyengir dan menjawab dalam hati “Soalnya ini yang bisa saya beli sekarang hehe”. Tempat membeli buku secondhand impor yang biasa saya kunjungi ada di Baltos, tapi kadang saya juga membeli lewat toko buku online. Di postingan selanjutnya saya akan menceritakan sedikit tentang buku – buku berbahasa Inggris koleksi saya yang jumlahnya tidak banyak tapi semuanya berkesan bagi saya.

Untuk informasi, ketika dan setelah saya membaca novel – novel Dan Brown itu lambat laun si pria husband-able itu menjauh dan akhirnya kami malah tidak pernah berkomunikasi lagi. Aneh ya.. mungkin dia ibarat kata pengantar bagi saya supaya bisa membaca buku berbahasa Inggris? Ya, kadang hikmah itu munculnya di akhir halaman :)



Comments

Popular posts from this blog

opini : lagu Opo Aku Iki - Soimah

Miko Fajar Bramantyo

Lirik Lagu Merapi lan Merbabu - Anik Sunyahni