Joel Madden's Voice
"March On"
Don't cry, open up your eyes and know
There's someone else out there that feels this way
I'm singing to you
Cause I know what you've been through and now
It's not so long ago I felt the same
Like soldiers, march on
If we can make it through tonight we'll see the sun
March on, march on
And I remember summer nights alone
The fireflies the only thing we own
Yeah, all we had were dreams of California
And I remember winters were so cold
Hunger was the only thing we know
And rock and roll dreaming was what saved us
Like soldiers, march on
If we can make it through tonight we'll see the sun
March on, march on
‘Till we see the sun, march on, till we see the sun
Through the good times, through the bad times
Through the long days, through the hard nights
Keep on, till we see the sun
Like soldiers, march on
If we can make it through tonight we'll see the sun
March on, march on
Like soldiers, march on
If we can make it through tonight we'll see the sun
March on, march on
Even when there's no one there for you march on
Even when the days are long for you march on
And like soldiers, march on
#tributetogoodcharlotte kali ini saya memilih lagu berjudul “March On” yang berasal dari album Good Charlotte ke-4, Good Morning Revival. Lagu ini merupakan lagu favorit saya karena memiliki lirik yang memotivasi dengan nada cenderung bersemangat. Lagu “March On” ini secara umum menggambarkan tentang dukungan bagi seseorang yang sedang merasa sedih atau dalam masa – masa sulit. Secara langsung lewat lirik lagu “March On”, Good Charlotte juga menyisipkan kisah kenangan mereka sebelum akhirnya menjadi band yang terkenal. Mereka menceritakan bahwa mereka pernah merasa kedinginan ketika musim dingin –mungkin karena tidak ada tempat layak untuk berteduh dan bahkan merasa kelaparan. Namun meskipun keadaan kurang mendukung, mereka tetap menyimpan mimpi mereka untuk menjadi bintang rock and roll serta mimpi – mimpi agar dapat merintis karir di California.
Lagu “March On” sering menjadi penghibur di kala saya sedih. Saya selalu suka bagian lirik “If we can make it through the night we’ll see the sun..”. Lirik itu mengingatkan pada saya agar tetap bertahan dan menikmati setiap proses yang terjadi pada hidup saya. Saya yakin semua akan ada masanya. Susah dan senang datang silih berganti. Ketika sedang menghadapi tantangan, saya diingatkan bahwa pasti ada jalan keluar atau solusinya -atau bahkan ada hikmah dibalik tantangan yang menghadang. God will not make a lock without its key.
Lirik favorit saya berikutnya adalah “There's someone else out there that feels this way”.Ketika mendengar lagu ini saya jadi lebih menyadari bahwa ketika dilanda kesedihan dan putus asa kita sering merasa sendirian. Faktanya, setiap manusia yang hidup pasti memiiki masalah –meskipun pada level yang berbeda. Kadang saya merasa lebih sedikit lega ketika menyadari bahwa saya bukan satu – satunya orang yang ‘susah’ di dunia ini. We’re not alone –of course.
Yang perlu Anda lakukan hanyalah terus maju. Kata – kata ‘terus maju’ ini terlihat pada judul serta dalam lirik lagu yang terus menerus diulang yaitu “march on”. March on dapat diartikan secara langsung sebagai terus berbaris. Namun, ‘terus berbaris’ yang digunakan dalam lagu ini adalah perumpamaan bahwa kita harus bertindak seperti tentara. Tentara akan terus berbaris maju tanpa gentar –apapun yang terjadi. Maksudnya adalah ketika kita berada dalam kondisi buruk seperti apapun, kita harus tetap maju untuk menjalani hidup. Lalui malam yang gelap meskipun itu berat karena esok pagi akan selalu ada matahari yang hadir untuk menerangi dunia.
***
Some of my ‘hardest’ night ketika sedang dihadapkan dengan kegalauan, saya memiliki kebiasaan lain untuk mengadukan masalah saya pada Tuhan yaitu dengan cara menuliskannya di buku diary. Menulis buku diary atau buku harian ini membawa manfaat yang cukup besar bagi saya. Pertama, menulis di buku diary dapat meringankan sedikit beban ‘emosional’ ketika saya menghadapi masalah. Terkadang dalam tulisan tangan yang acak acakan saya bisa meluapkan apa yang ada dipikiran saya saat itu. Dengan menulis saya merasa memiliki waktu lebih untuk memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Apakah masalah tersebut memang sangat buruk atau hanya saya saja yang melebih-lebihkan? Apakah masalah tersebut butuh solusi atau hanya perlu didiamkan? Hal ini membantu saya agar dapat melihat masalah dengan lebih jelas. Kedua, bagian yang menyenangkan dari menulis buku diary adalah ketika beberapa saat kemudian saya membaca kembali catatan – catatan tersebut dan menyadari bahwa masalah itu sudah terlewati, saya merasa lega. Sehingga saya yakin bahwa Tuhan pasti telah memperkirakan pengajaran dan hikmah dibalik kesusahan yang saya hadapi. Tidak hanya tentang curhatan – curhatan sedih saja, saya juga gemar menulis hampir apa saja di buku harian. Hal – hal menyenangkan yang terjadi seharian, bertemu dengan orang yang menyenangkan, menulis mimpi tadi malam yang masih teringat, menceritakan orang – orang yang mensupport saya, menulis kriteria ideal, menulis impian – impian saya –well, anything I want to write.
Terkadang saya berpikir, bahwa tiap tingkatan kehidupan (baik masih sekolah, sudah lulus, kuliah, kemudian bekerja, lalu menikah) selalu memiliki tantangan tersendiri. Seperti ketika hari ini saya membaca cerita – cerita saya masa kuliah, saya merasa bahwa mungkin akan menyenangkan apabila saya bisa lebih menikmati masa – masa itu dulu. Karena toh hari ini pun masih saja ada problematika yang menyertai hari – hari saya. Maybe we’re just great at postponing happiness sometimes. Terkadang lebih fokus pada kesulitan yang kita hadapi ketimbang berfokus pada banyaknya berkah dan nikmat yang telah Tuhan anugerahkan. Hal ini lah yang selalu saya coba latih, yaitu untuk selalu mensyukuri apa yang ada pada hidup kita –regardless how hard it may seem, at least try. Because life goes on. So, march on!
“I didn’t want to keep taking these days for granted. I didn’t want to look back, at the end of my life after some great catastrope and think ‘How happy I used to be then, if only I’d realized." –Gretchen Rubin, Happiness Project
Comments
Post a Comment