Skip to main content

Bangkok Traffic (Love) Story

Khun Loong

Film ber-genre komedi romantis ini dirilis pada tahun 2009 dengan judul internasional Bangkok Traffic (Love) Story. Film produksi GTH ini mengisahkan kehidupan seorang gadis Bangkok masa kini bernama Mei Li yang diperankan oleh Cris Horwang. Mei Li merasa depresi karena semua teman dekatnya telah menikah. Di film ini diceritakan bahwa gadis itu akhirnya jatuh cinta dengan seorang insinyur tampan nan baik hati yang bekerja di BTS Skytrain System bernama Loong. Selain menceritakan tentang perjuangan Mei Li untuk mendekati Loong, film ini juga menyuguhkan gambaran kehidupan di kota Bangkok. Padatnya lalu lintas Bangkok, transportasi massa yang bermacam – macam hingga tren ibu rumah tangga yang menggemari sinetron (hoho). 

Pernikahan sahabat baiknya, Ped, membuat Mei Li merasa bahagia sekaligus sedih di saat yang bersamaan. Mei Li bahagia karena Ped akhirnya menikah dengan pria idaman yang sudah lama ia nantikan. Namun, Mei Li juga merasa sedih karena ia merasa sangat kesepian. Di saat teman – teman dan sahabatnya telah menikah, ia bahkan belum memiliki seorang kekasih. Terlebih lagi Ped memutuskan untuk berhenti bekerja dan memilih menjadi ibu rumah tangga. Meskipun sedih, Mei Li tetap mendukung keputusan sahabatnya tersebut. Mei Li akhirnya meyakinkan dirinya bahwa ia mampu meneruskan kehidupan dengan baik walaupun masih single.

Kejadian yang dialami Mei Li di malam pernikahan Ped ternyata membawa perubahan bagi kehidupan cinta Mei Li. Mei Li pulang dari tempat Ped dalam kondisi mabuk dan frustasi. Sepanjang perjalanan Mei Li menangis sambil meratapi nasib dirinya yang ia anggap menyedihkan. Kesedihan Mei Li bertambah ketika mobil yang ia kendarai menabrak pembatas jalan. Mobilnya pun rusak dan salah satu kaca spion mobil terlepas. Di saat kacau tersebut, Mei Li tidak menyangka akan bertemu dengan seorang pria tampan yang berniat menolongnya. Di mata Mei Li pria itu sungguh tampan dan bersinar - sinar. Pada awalnya Mei Li berpikir bahwa ia tidak akan bertemu kembali dengan pria tersebut. Mei Li tidak tahu bahwa di kemudian hari ia akan bertemu kembali dengan pria bernama Loong tersebut.

Ayah Mei Li kemudian menghukum gadis itu dengan tidak memperbolehkannya menggunakan mobil pribadi untuk berangkat ke kantor. Mei Li menjadi kesulitan pergi ke kantor karena jarak yang harus ditempuh cukup jauh. Ia harus berganti – ganti angkutan umum sampai beberapa kali. Dari mulai bis, angkutan kota, kapal laut sampai Skytrain -bahkan naik ojek. Mei Li sungguh merasakan bahwa selama ini ia telah diberi kenyamanan karena dapat menggunakan mobil. Namun dibalik kesusahan yang ia rasakan tersebut, Mei Li ternyata bisa bertemu lebih sering dengan Loong yang bekerja shift malam di BTS Skytrain. 

Mei Li tahu bahwa ia sangat menyukai Loong. Baginya, bertemu dengan Loong seperti impian yang jadi kenyataan. Namun Mei Li tidak tahu bagaimana cara agar Loong balas menyukainya. Setelah minta saran pada seorang tetangga remaja yang atraktif, Plern, Mei Li memutuskan untuk meninggalkan nomor handphone di kardus kacamata yang ia belikan sebagai pengganti kacamata Loong yang dirusaknya. Mei Li berharap Loong melihat nomor itu dan segera menghubunginya. Namun Loong ternyata tidak pernah menghubunginya. Meskipun sedih, Mei Li tidak patah semangat. Ia sering menyengajakan diri untuk naik Skytrain atau pergi ke tempat Loong meminjam film dengan harapan agar bisa bertemu dengan pujaan hatinya tersebut. 

Ketika bertemu dengan Loong, lagi – lagi Mei Li merusak barang Loong. Laptop milik Loong terlempar dan akhirnya rusak. Karena merasa bersalah, Mei Li menawarkan pada Loong agar ia memperbaiki laptop tersebut. Mei Li meyakinkan Loong bahwa laptop tersebut dapat digunakan kembali. Mei Li kemudian membawa laptop Loong pada suami Ped yang ahli memperbaiki komputer. Sayang sekali, laptop Loong yang sudah terbagi dua itu tidak dapat diselamatkan (hihi..). Dengan perasaan bersalah, Mei Li akhirnya mengembalikan laptop tersebut kepada Loong yang kebetulan sedang bekerja. Mei Li menunggu hingga shfit malam Loong berakhir. Mereka sempat mengobrol dan akhirnya pulang bersama. Setelah saling berpamitan, Mei Li ternyata tidak langsung pulang dan malah mengikuti Loong. Ia tidak menyangka kalau Loong membuang tas yang talinya sudah rusak ke tempat sampah. Diam – diam Mei Li mengambil tas tersebut dan membawanya pulang. 

Sebuah tas rusak -milik Loong- membuat hari Mei Li menjadi berbeda. Perjalanan pulang ke rumah yang harus menggunakan bermacam – macam transportasi terlebih dengan suasana jalanan yang macet ternyata tidak mengurangi kebahagiaan Mei Li sama sekali. Tiba – tiba Mei Li sangat menikmati perjalanan pulangnya. Ia naik kapal air dengan senang hati, meskipun terkena cipratan air. Mei Li juga menikmati naik ojek meskipun terkena angin dan kakinya terbentur mobil –karena ia menggenggam erat tas Loong. Keberadaan sebuah tas mampu membuat perjalanan panjang Mei Li menuju kantor menjadi jauh lebih menyenangkan.

Karena penasaran dengan klise (negatif foto) yang ada di tas Loong, Mei Li kemudian mencetak klise – klise tersebut. Setelah dicetak, Mei Li terkejut karena foto – foto tersebut tidak hanya foto Loong saja melainkan terdapat juga foto Loong bersama seorang artis sinetron yang sedang populer, Kob. Foto – foto itu akhirnya tersebar ke internet hingga masuk majalah gosip ibukota. Mei Li merasa bertanggung jawab atas tersebarnya foto – foto tersebut. Meskipun begitu, Loong tidak marah pada Mei Li. Ia mengatakan bahwa itu adalah kesalahan mereka berdua. Loong dengan sembarangan membuang tas –dan Mei Li mengambil tas yang telah dibuang. Hubungan percintaan antara Kob dan Loong sempat heboh disiarkan di televisi. Loong bercerita pada Li bahwa perpisahan itu terjadi karena Kob merasa tidak sanggup lagi untuk menjalin hubungan dengan Loong yang harus masuk kerja malam -sedangkan Kob bekerja siang hari. Kob mengatakan pada Loong “How can two people who don’t see each other be boyfriend and girlfriend?”. Namun Loong meyakinkan bahwa hubungan mereka berdua sudah selesai dan sekarang Kob telah menjalin hubungan dengan pria lain. Di lubuk hati Mei Li, ia merasa kurang percaya diri karena ternyata Loong memiliki mantan kekasih yang sangat cantik serta populer. Mei Li kemudian berpikir mengenai kepantasan dirinya yang berharap memiliki kekasih seperti Loong. 

Namun begitu, Mei Li dan Loong semakin hari semakin dekat satu sama lain. Mereka menghabiskan perayaan Songkran bersama –meskipun Mei Li harus mati – matian menemukan cara agar tidak ikut keluarganya pergi ke China. Mereka juga mengunjungi planetarium bersama di siang hari. Bahkan Loong mengajak Mei Li untuk pergi pada hari Train’s Service Garage di BTS. Dibalik semua kebahagiaan tersebut, Mei Li baru menyadari bahwa Loong harus meninggalkan Thailand untuk melanjutkan sekolah di Jerman selama 2 tahun. Ketika mengetahui hal itu, Mei Li sangat kecewa dan sedih. Ternyata ada alasan dibalik sikap Loong yang tidak secara langsung mengatakan perasaannya terhadap Mei Li –karena Loong harus segera pergi dan ia tidak ingin mengecewakan Mei Li. 

Mei Li lambat laun berpikir tentang alasan Kob yang memutuskan untuk berpisah dengan Loong. Mungkin apa yang dipilih Kob adalah sesuatu yang benar. Mei Li membayangkan bahwa jika ia menjalin hubungan dengan Loong namun tidak bisa saling bertemu akan sangat berat. Awalnya Mei Li marah pada Loong karena Loong tidak memberi tahu perihal kepergiannya ke Jerman. Namun, setelah berpikir lagi akhirnya Mei Li mendatangi Loong di rumah kontrakannya dan mengajak Loong berbincang – bincang. Mei Li akhirnya menanyakan bagaimana perasaan Loong terhadap dirinya. Loong mengatakan bahwa ia menganggap Mei Li lebih dari sekadar teman. Loong berharap bahwa mereka masih bisa menjalin hubungan meskipun tidak dapat bertemu. Mei Li begitu senang mendengar pernyataan Loong tersebut, namun ia masih merasa khawatir dengan jadwal kerja Loong sekembalinya dari Jerman. Mei Li juga mengatakan pada Loong kalau ia pernah berpikir bahwa perempuan yang melepaskan pria sepertinya pasti sudah gila. Tapi kemudian Mei Li menyatakan bahwa mungkin keputusan Kob untuk berpisah dengan Loong adalah keputusan yang tepat. Mei Li bersikeras bahwa dua orang yang tidak bersama tidak dapat disebut sebagai pasangan kekasih. Loong merasa sedih dengan pernyataan Mei Li, namun Loong akhirnya tetap pergi ke Jerman –meskipun harus kehilangan kesempatan menjalin hubungan bersama Mei Li.

Di pagi keberangkatan Loong, Mei Li menerima box dari Loong yang berisi benda – benda kenangan. Ternyata selama ini Loong menyimpan benda – benda yang berhubungan dengan Li. Spion mobil Mei Li yang sudah pecah, kacamata Loong yang terlindas kereta api (beserta dus yang berisi nomor handphone Li), laptop rusak Loong, surat permintaan maaf Li, tiket masuk planetarium, serta foto – foto konyol Mei Li saat mereka pergi bersama. Setelah melihat itu semua, Li berharap bisa menyusul Loong di bandara. Namun ternyata Li sudah terlambat beberapa jam (hehehe). 
Ketidakjelasan dari hubungan Li dan Loong kemudian diperlihatkan dua tahun kemudian saat Li bertemu Loong di dalam kereta api. Li terkejut karena ternyata Loong sudah pulang 3 bulan yang lalu. Mereka sama – sama tidak yakin dan terlihat takut untuk menanyakan kabar masing – masing. Tapi sesuai dengan cerita film yang happy ending ini, akhirnya digambarkan bahwa Loong kembali mendekati Li dengan menanyakan “Are you still free this Songkran?”. Hooray ^^

***

Saya suka film Bangkok Traffic (Love) Story ini karena, pertama film ini direkomendasikan oleh seseorang #eaaaa ( :D ). Kedua, film ini mencakup genre komedi tapi juga romantis dan inspiratif tentunya. Ketiga, saya suka film yang berakhir “happy ending” atau minimal berakhir sesuai harapan saya. Saya paling “gendok” ketika menonton film yang akhir ceritanya sedih apalagi tidak sesuai harapan saya, misalnya drama Taiwan Ex-Boyfriend yang sukses membuat saya "gendok" berkepanjangan. Terakhir, saya juga menyukai film ini karena kedua karakter utama nya Li dan Loong sama – sama inspiratif. Li yang menurut saya digambarkan sebagai perempuan yang tadinya merasa minder dengan dirinya sendiri, akhirnya mampu menjadi perempuan yang lebih struggle dengan meyakini pilihannya untuk menunggu Loong. Sedangkan untuk karakter Loong yang saya suka adalah karakter ini mengingatkan saya bahwa laki – laki keren nan baik hati selalu availableno matter how hard the situation is, or how hopeless you feel. Saya yakin cerita seperti ini bisa terjadi di kehidupan nyata. Ketika seseorang merasa depresi melihat dirinya yang kesepian dan no one seem attract to her (digambarkan oleh karakter Li), bisa bertemu dengan orang yang yang ia anggap memiliki kualitas sangat baik (digambarkan oleh karakter Loong) sehingga akhirnya dapat memotivasi seseorang tersebut agar menjadi orang yang lebih baik lagi :).

Film Bangkok Traffic (Love) Story ini juga mengingatkan saya tentang beberapa hal yang kadang terlupa seiring rutinitas yang terjadi dalam keseharian saya. Film ini menceritakan bahwa semua yang terjadi dalam hidup kita ini pasti ada hikmahnya. Mungkin kita bisa langsung mengetahui apa hikmahnya, mungkin juga bertahun – tahun kemudian baru kita mengetahuinya. Kejadian – kejadian yang sering membuat kita sedih juga terjadi untuk suatu alasan. Everything happen for a reason. Di malam hari pernikahan Ped ketika Li merasa sangat depresi hingga menabrak pembatas jalan ternyata membawanya pada pertemuan dengan Loong. So, even when it’s hard just hold on and everything will be okay. Eventually.

Salah satu hal yang saya soroti dalam film ini (tentunya yang kadang saya alami juga) adalah tentang merasa kesepian. Kesepian yang dialami Li terlebih setelah teman dekatnya menikah dan dia masih sendirian saja~ Menurut yang pernah saya rasakan, kesepian kadang datang bahkan saat kita sebenarnya dikelilingi banyak orang. Saya sering berpikir, apa yang sesungguhnya mendasari rasa kesepian saya itu. Mungkin iya karena saya tidak punya seorang teman yang lebih dari sekadar teman biasa. Mungkin iya karena saya menghabiskan waktu dengan menyendiri di kamar. Mungkin iya karena saya kecanduan smartphone dan scrolling timeline media sosial. Entahlah. Tapi yang pasti saya jadi mengerti kenapa ada pepatah yang mengatakan “mati kesepian” atau “mati karena rindu”. Ahaha. Terkadang saya juga berpikir seperti itu. Bahwa ternyata hubungan yang berkualitas dengan orang – orang yang terdekat adalah salah satu kunci kebahagiaan dan tentu saja mengurangi frekuensi datangnya kesepian. Bukan hanya dengan pasangan hidup saja, tapi juga dengan orang tua, teman atau kerabat lainnya. Kualitas, bukan hanya sekadar kuantitas. Sampai sekarang saya juga belum tau apa obat kesepian. Yang pasti bertahan. Lalu semua akan baik – baik saja. Sometimes we don’t have to figure out why we felt like this or like that and ask how to get out from those feelings. God will show us the way :),

Hal lain yang menarik dari film ini (dan saya alami juga) adalah ketika kita jatuh cinta maka semua terasa berbeda. Ini bukan kiasan atau lebay tapi bisa jadi adalah fakta karena saya juga merasa seperti itu. Mei Li yang tadinya bermuram durja karena harus bermacet – macetan ternyata mampu menikmati perjalanan itu dengan hanya memeluk tas rusak Loong. Mungkin ketika jatuh cinta perasaan kita menjadi senang dan bahagia sehingga mengeluarkan hormon anti stres tertentu. Kita jadi lebih toleran dan melihat segala sesuatu dari sisi positif. Frekuensi yang baik dari diri kita ini seringkali mengundang hal – hal menyenangkan lebih banyak lagi. Ajaib kan? Dari pengalaman saya sih, ketika sedang jatuh cinta jarak sejauh apapun bisa terasa dekat, waktu menjadi singkat, atau sakit tiba – tiba sembuh (sakit ringan sih, semacam pusing atau masuk angin haha). Dulu saya tidak pernah memikirkan sejauh ini. Tapi, mungkin ada benarnya juga. Jadi banyak – banyaklah jatuh cinta. Jatuh cinta pada kehidupan yang indah ini :).

Satu lagi (plis satu lagi). Adegan yang paling saya sukai adalah tentu saja pada bagian akhir film ini. Adegan saat Li dan Loong berpisah di stasiun. Suasananya sedih sedih gimana gitu, karena mereka sama – sama tidak tahu harus bagaimana. Ditambah dengan ekspresi Li yang terlihat seperti tidak rela begitu saja berpisah dengan Loong (lagi). Kemudian scene paling menyentuh adalah ketika sky train yang ditumpangi Li mengalami sedikit kerusakan dan akhirnya berhenti. Beberapa saat kemudian lampu sky train mati sehingga membuat Li sedikit panik. Apalagi Li merasa sedih ketika mendapati orang – orang di sekitarnya bisa menghubungi seseorang untuk sekadar mengabari bahwa sky train yang mereka tumpangi sedang mengalami gangguan. Melihat scene tersebut saya merasa tersentuh karena saya pernah merasakan ada di posisi itu. Merasa bahwa kita adalah orang yang terabaikan karena tidak punya tempat bercerita dan mengadu (halah lebay sih..tapi kadang iya hehe). Jadi ketika melihat scene ini saya menjadi yakin bahwa tidak hanya saya sendiri yang pernah merasakan hal itu, pasti banyak yang pernah merasakan hal itu juga. Ketika akhirnya handphone Li menerima telepon masuk dari Loong, ah..saya juga jadi ikut bahagia :)
People don't have boyfriends and girlfriends to be together all the time. They have them to know that there's still someone who loves them. -Bangkok Traffic Love Story
***

P.S. Postingan ini, jujur sudah disketsa dari beberapa bulan yang lalu. Entah mengapa agak sulit menyelesaikannya hehe. Saya bersyukur sekali akhirnya selesai juga.

Pesan sponsor dari tulisan ini adalah untuk seseorang yang berulang tahun beberapa bulan yang lalu. Semoga berkenan dengan hadiahnya hohoho.

Comments

Popular posts from this blog

opini : lagu Opo Aku Iki - Soimah

Miko Fajar Bramantyo

Lirik Lagu Merapi lan Merbabu - Anik Sunyahni