Skip to main content

Faces & Places: a Traveler's Note - Desi Anwar


Faces and Places

sumber: gambar pribadi
Tema untuk menulis hari ini adalah me-review sebuah buku dan saya memilih karya jurnalis senior Indonesia, Desi Anwar, bertajuk "Faces & Places". Buku yang saya beli tahun 2016 ini merupakan kompilasi kisah perjalanan Desi Anwar ke berbagai tempat -serta kisah orang-orang yang ia temui selama perjalanan tersebut. Seperti diungkapkan dalam buku, "Faces & Places" terdiri dari kesan pribadi, renungan dan sketsa verbal yang ditangkap ketika Desi Anwar mencoba untuk memahami dan terhubung dengan lingkungannya, dengan dinginnya lingkaran artik atau romantisme jalanan Paris. Buku ini juga merefleksikan individu yang ia temui, politisi, guru spiritual, pengusaha terkenal dan banyak lainnya.

Tulisan-tulisan yang ada di buku ini sebenarnya merupakan kumpulan artikel yang pernah dimuat di The Jakarta Globe. Desi Anwar kemudian menyusun artikel-artikel tersebut menjadi 90 judul. Ada kisah travelling di Indonesia seperti ke Merauke, Kupang, Jogjakarta dan Malang sampai kisah perjalanan luar negeri ke Sydney, Turki, Tokyo, Bhutan, Machu Picchu, Incas, Kazakhstan, Copenhagen dan masih banyak lagi. Desi Anwar juga menuliskan cerita tentang pertemuannya dengan tokoh-tokoh seperti Dalai Lama, George Soros a legendary financier, Nelson Mandela dan Ali Alatas.

Salah satu hal menarik yang ditulis tentang Dalai Lama adalah Desi merasakan ada perbedaan ketika membaca buku yang ditulis Dalai Lama dengan melihat Dalai Lama secara langsung. Desi Anwar melihat sendiri bagaimana murid-murid dan pengikutnya begitu menghormati Dalai Lama. Namun meskipun Dalai Lama memiliki pengaruh yang cukup kuat, ia bukan sosok yang mengesankan atau sombong. Dalai Lama begitu sederhana.

I ask him who he really is. He says he is just a human being amongst a world of six billion human beings. Well, he is certainly one in a billion. -Faces & Places  

Desi Anwar juga menuliskan bagaimana ia menyukai pasar tradisional Beringharjo, Yogyakarta. Ia berpendapat bahwa kehidupan yang 'sesungguhnya' terjadi di pasar tradisional. Kebanyakan pemilik kios di Beringharjo adalah wanita yang biasanya sudah berumur senja. Desi Anwar mengamati seorang wanita tua penjual kelapa. Kulitnya sudah keriput dan tulang-tulangnya terlihat menonjol. Desi Anwar merasa tersentuh membayangkan wanita tua itu duduk di tempat yang sama setiap hari, ketika hari panas maupun hujan. Mungkin suami wanita tersebut sudah meninggal dunia dan ia harus berjuang sendirian? 

But I like going to traditional markets. It's one of those places that make you think this is where real life is, and this is what Indonesia is all about. A country whose majority of the population still struggle to make a living. A nation where the people have to do or create something in order to survive, as a lot of the time they only have themselves to rely on without much help from others or the state. -Faces & Places


Ketika Barrack Obama mengunjungi Indonesia di tahun 2010, Desi Anwar berkesempatan mengikuti kuliah umum Presiden Amerika Serikat itu di Universitas Indonesia. Desi menceritakan saat akhirnya Barrack Obama naik ke panggung (setelah menunggu berjam-jam), para tamu yang hadir langsung sibuk mengambil foto. Barrack Obama kemudian mengucapkan "Assalamualaikum dan salam sejahtera". Para tamu dimanjakan dengan ucapan Obama berikutnya yaitu "Pulang kampung, nih!". Obama berhasil merebut hati para tamu saat ia mengucapkan "Indonesia bagian dari diri saya".

It was a rare treat for Indonesians to be made to feel special, appreciated, honored and cared for by a leader in manner that roused our romantic and sentimental side -Faces & Places
*** 
Definitely a book to read :)

 

Comments

Popular posts from this blog

opini : lagu Opo Aku Iki - Soimah

Miko Fajar Bramantyo

Lirik Lagu Merapi lan Merbabu - Anik Sunyahni