Skip to main content

Connect, by Keith Harrel

a Little Means a Lot


Perasaan seorang manusia memang merupakan sesuatu yang unik, tiada duanya. Perasaan juga bukan sesuatu yang mudah dipahami, tidak bisa ditebak kapan perasaan itu berubah dan yang pasti kita tidak bisa memaksakan perasaan (orang lain). Pepatah lama mengatakan, dalamnya lautan masih bisa diukur..tapi dalamnya hati siapa yang tahu. Jangankan untuk mengetahui perasaan orang lain, untuk menyadari secara pasti apa yang sebenarnya diri sendiri rasakan saja, terkadang sulit. Perasaan bersifat subjektif dan sesuatu yang akumulatif; dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, seperti lingkungan tempat tinggal atau pengalaman hidup. Oleh karena itu kita terkadang sulit untuk memahami perasaan orang lain –karena kita tidak persis merasakan apa yang orang lain alami. Begitu juga, kita sering merasakan tidak ada orang yang mampu memahami kita dengan baik. Namun, karena perasaan itu unik, ternyata sering kali ia bisa “tersentuh” dengan hal – hal kecil nan sederhana.

Keith Harrel, dikenal sebagai Dr. Attitude, dalam bukunya yang berjudul Connect mengatakan bahwa ‘Anda tidak harus memimpin tentara atau mendirikan suatu pergerakan yang akan mengubah dunia. Tindakan Anda yang terkecil pun dapat mendatangkan perbedaan yang sangat besar dalam menciptakan hubungan yang kuat antara Anda dan orang lain, khususnya bila tindakan itu dilakukan tanpa mengharapkan imbalan.’ Keith menambahkan, seringkali kita berpikir bahwa kita tidak bisa melakukan perubahan. Namun sesungguhnya, hadiah paling kecil pun bisa punya nilai besar bila itu diberikan dengan hati yang tulus. Keith menuliskan bahwa hadiah itu bisa saja sangat sederhana, seperti mengulurkan tangan untuk membantu, atau mengucapkan halo untuk mencerahkan hari seseorang, atau sekadar senyuman dan kata yang membesarkan hati.

Keith Harrel menceritakan sebuah kisah -yang cukup berkesan bagi saya- mengenai kepedulian seorang admistrator dari sebuah perusahaan layanan kesehatan HCR Manor Care yang bernama Mary terhadap rekan kerjanya, Kristy. HCR Manor Care bergerak di bidang layanan kesehatan seperti merawat para manula dan orang yang sakit, klinik rehabilitasi rawat jalan, tempat penampungan orang yang tak mampu serta kantor pelayanan kesehatan rumah di seluruh Amerika Serikat. Sekitar dua puluh tahun yang lalu, HCR Manor Care mendirikan program pelayanan konsumen yang disebut Circle of Care –landasan budaya perusahaan itu. Circle of Care adalah program kepedulian terhadap orang lain. Program – program pelatihan berfokus pada melatih staf untuk “melampaui upaya terbaik” mereka dalam mendengar, berkomunikasi, menghormati pasien, anggota keluarga pasien serta terhadap sesama karyawan HCR Manor Care.


Setelah mengikuti pelatihan Circle of Care, Mary mulai mengamati bahwa Kristy sering datang terlambat dan tidak masuk kerja. Suatu hari Mary menengok ke arah koridor dan melihat Kristy yang kelihatan letih secara fisik maupun emosi. Mary berjalan ke arah Kristy dan secara naluriah memeluknya. Tiap hari setelah itu, bila melihat Kristy, Mary memeluknya. Secara perlahan, Kristy mulai terbuka kepada Mary. Kristy datang ke kantornya untuk berbincang – bincang. Di kantor Mary, Kristy akhirnya mencurahkan semua isi hatinya. Dia mengatakan, “Tahun ini adalah peringatan sepuluh tahun meninggalnya suami saya. Baru – baru ini anak perempuan saya meninggalkan rumah untuk masuk perguruan tinggi, dan anak laki – laki saya meninggalkan rumah dua tahun sebelumnya. Saya sekarang sendirian dan merasa bahwa saya tak punya tujuan dalam hidup. Satu – satunya yang membuat saya bertahan hidup adalah kepedulian terhadap pasien – pasien. Tapi, itu sifatnya sementara dan bahkan tak cukup. Dua bulan yang lalu, saya masuk kantor untuk mengumpulkan barang – barang milik saya, kemudian pulang ke rumah dan berniat mengakhiri hidup saya. Saat itulah Anda pertama kalinya memeluk saya. Pelukan itu mulai mengeluarkan saya dari kondisi depresi dan memungkinkan saya untuk terus hidup.” Pelukan yang diberikan Mary mungkin terlihat sederhana, tapi ternyata pelukan itu dapat memberi “bantuan” yang berarti bagi Kristy.
Masing – masing dari kita memang menyentuh kehidupan orang lain dalam cara yang mungkin atau tak mungkin kita ketahui. Hidup tiap orang penting. Anda hidup, itu penting” –Keith Harrel
Setelah membaca kisah ini, saya jadi teringat beberapa hal kecil yang pernah dilakukan orang lain terhadap saya dan hal tersebut juga memberi “bantuan” emosional untuk saya. Sedikit pengalaman yang pernah saya alami mungkin tidak se-wah kisah antara Mary dan Kristy. Tapi setidaknya hal itu mengingatkan bahwa saya “dihargai dan dicintai” oleh orang lain. Terkadang, saya melupakan hal itu. Terkadang saya terlalu sibuk memikirkan kekurangan orang lain dan apa – apa saja yang tidak bisa mereka berikan pada saya. Saya sering lupa bahwa sebenarnya sudah banyak hal baik yang telah mereka berikan. Hal – hal kecil ini juga mengingatkan saya bahwa saya juga pasti bisa melakukan sesuatu. Saya bukan orang yang tidak bisa melakukan apa – apa. Saya -kita semua-, bisa melakukan sesuatu, meskipun hal kecil –dengan cinta yang besar. Kisah saya yang saya tuliskan di bawah ini hanya setitik contoh dari sekian banyaknya cinta yang saya terima dari orang – orang di sekitar saya. Karena saya tau saya tidak bisa membukukan cinta mereka semua –saking banyaknya..hehe.

Beberapa tahun yang lalu -ketika saya sedang labil *hehe- saya pernah menon-aktifkan akun facebook untuk beberapa waktu. Hal itu saya lakukan karena satu dan lain hal. Ketika itu saya merasa sedang sedih dan cukup kacau. Pada suatu malam, seorang teman satu angkatan -yang saat itu tidak terlalu dekat- mengirimkan sebuah sms pada saya. Dalam smsnya, teman saya itu menanyakan bagaimana keadaan saya, apakah baik – baik saja, karena akun facebook saya tiba - tiba tidak aktif. Membaca sms seperti itu, entah mengapa, hati saya langsung terharu. Di tengah suasana hati yang sedang kacau, ketika teman saya melakukan hal kecil dengan “sekadar” bertanya lewat sms, membuat saya sangat terhibur dan merasa bahwa masih ada orang yang perhatian pada saya. Saya merasa sangat berterima kasih padanya karena ia membantu saya mengembalikan kepercayaan diri saya yang sedang turun saat itu. 
Beberapa tindakan memiliki nilai yang begitu tinggi sehingga harganya tidak bisa dilukiskan dengan uang” –Keith Harrel
Hal kecil bisa juga berupa hadiah “sepasang telinga” untuk mendengarkan. Ketika seseorang yang sudah lama sekali tidak saya temui mengajak saya makan dan mengobrol, saya tidak menyangka bahwa saya akan menyadari suatu hal yang berharga. Saat itu, kami membicarakan banyak hal yang terjadi selama kita tidak bertemu. Ketika ia hanya menaruh kunci motornya di atas meja tempat kami makan (tidak ada gadget, walaupun ia membawanya) saya baru saja menyadari bahwa saya merasa sangat dihargai. Tiba – tiba ada perasaan yang sulit diungkapkan. Perasaan itu seperti mengatakan “Aha! Ternyata ini yang saya inginkan. Dihargai oleh teman bicara saya. Mungkin sudah banyak orang yang pernah mendengarkan saya dengan seksama sebelumnya, tapi entah kenapa saya baru menyadarinya saat itu. Tentu saja hal itu membuat perasaan saya menjadi jauh lebih nyaman dari sebelumnya. Saya merasa sangat bersyukur ketika itu. Saya juga jadi berpikir bahwa saya pun harus bisa belajar untuk lebih menghargai orang lain. Merasa dihargai adalah hal yang sangat menyenangkan. Bahkan, lewat hal sederhana seperti menyimpan gadget dan hanya menaruh kunci motor di atas meja!
Mendengar adalah cara terbaik dalam belajar untuk menerima seseorang apa adanya, seseorang yang berbeda dengan kita” –Keith Harrel





NB. Dalam artikel selanjutnya, saya akan membicarakan tentang hal kecil yang terjadi pada Yoshida Rei (dalam dorama Proposal Daisakusen), yang ternyata mampu membuat perubahan besar dalam hidupnya! Apakah itu?


Comments

Popular posts from this blog

opini : lagu Opo Aku Iki - Soimah

Miko Fajar Bramantyo

Lirik Lagu Merapi lan Merbabu - Anik Sunyahni