Skip to main content

Aku Merasa Haus

Memaknai Kata "Alhamdulillah"


Sekarang saya berpikir, bahwa pujian bagi saya ternyata seperti minuman yang menyegarkan "mata". Dia hanya sekedar enak dipandang mata, namun ternyata tidak dapat menghilangkan rasa haus. Justru menambah - nambah rasa haus saya. Mengapa saya bisa berpikiran seperti itu? 

Pikiran ini mulai mengganggu beberapa saat yang lalu, ketika saya bertemu seorang teman lama. Sudah hampir setahun lamanya tidak bertemu. Beliau orang yang ramah dan menyenangkan. Hal terpenting, beliau adalah orang yang straight to the point, kalau menurutnya A ya A..kalau B ya B aja..  Setahun yang lalu saya bertemu beliau walaupun hanya sebentar. Kami sempat mengobrol walaupun tidak banyak. Saya inget sekali kalau beliau cukup kaget ketika bertemu saya karena menurutnya saya sudah banyak berubah. Saya lebih dewasa, lebih cantik, lebih ceria, lebih pandai mengurus diri ketimbang waktu terakhir kali bertemu.

Tentu saja saya sulit melupakan hari itu. Beliau sungguh menaikkan semangat saya agar terus memperbaiki diri. Saya memang menanggapi perkataan beliau dengan senyum - senyum biasa dan mengucapkan Alhamdulillah, terima kasih..tetapi, di dalam hati saya merasa senaaaaannggg sekali >.< Hehe.. Jujur saya tidak pernah merasa "se-tersanjung" ini.

Tahun ini, setelah satu tahun tidak bertemu beliau, saya mendapatkan kesempatan untuk bertemu kembali. Seperti biasa, kami mengobrol hal - hal ringan, menanyakan kabar, kesibukan dan kondisi masing - masing. Tidak sampai 30 menit, kami harus mengakhiri pertemuan itu dan saya pun melanjutkan perjalanan pulang.  Selama perjalanan pulang, ada sesuatu yang mengganjal dalam pikiran saya, entah apa.. Saya merasa sedih dan tidak enak hati. Saya terus merenung selama perjalanan pulang, mencari apa hal yang membuat perasaan saya jadi tidak nyaman.

Ketika akan tidur, saya kembali merenung. Sampai akhirnya saya menyimpulkan sesuatu. Saya mendeskripsikan perasaan saya saat itu adalah sedih dan kecewa. Ya, saya kecewa karena pertemuan saya dengan teman lama itu sungguh tidak sesuai dengan apa yang saya pikirkan. Sungguh jauh dari pertemuan tahun lalu. Tidak ada kata - kata "Aduh..sekarang tambah cantik aja ya.." atau "Kamu sekarang tambah pintar ngobrol deh..gak kayak dulu.". Saya berpikir, apakah saya tidak lebih baik dari saya yang tahun lalu? Apakah ada yang salah dengan saya hari ini? Atau teman saya yang sudah tidak seperti dulu lagi? Mungkin dia sudah tidak terlalu peduli terhadap saya?

Sesaat saya merasa buruk sekali. Ternyata kalau sudah dipuji sekali, rasanya ingin dipuji lagi, lagi dan lagi. Jangan - jangan saya ini gila pujian yah?? Sampai segitunya banget. Aduh, hari itu saya sediiihhh sekali >.< Tapi kemudian saya kembali berpikir, mungkin ada yang salah dengan saya. Bukan teman saya yang salah. Nampaknya saya telah salah memaknai kata Alhamdulillah. Selama ini saya merasa bahwa Alhamdulillah meiliki makna seperti ungkapan "Terima kasih, Ya Allah..atas karunia-Mu" dan ungkapan - ungkapan sejenis itu. Padahal saya tau pasti bahwa Alhamdulillahirrabbil'alamin memiliki arti "Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam".

Saya teringat suatu materi dari buku yang ditulis Ust. Aam Amiruddin mengenai tafsir surat Al - Fatihah. Ust. Aam menuliskan, kalimat Tuhan semesta alam yang merupakan terjemahan dari Rabbil'alamin, merupakan penekanan bahwa segala puji itu milik Allah karena Dia-lah yang menciptakan dan memelihara alam semesta ini. Sungguh, betapa kecilnya diri kita ini dihadapan Allah SWT. Tidak ada peluang untuk takabur dengan segala kelebihan yang ada dalam genggaman kita. Sesungguhnya, kata Alhamdulillah ini mencegah kita dari sikap riya atau ingin dipuji. Salah satu cara setan untuk menjerumuskan manusia adalah dengan sikap riya yang merupakan syirik kecil. Astaghfirullah..

Saya akan mencoba semaksimal mungkin agar dapat memaknai kata Alhamdulillah ini dengan lebih baik lagi. Menanamkan lagi pemikiran bahwa tanpa rahmat dan karunia Allah SWT, sesungguhnya manusia tidak akan dapat berbuat apa - apa. Sungguh tidak dapat berbuat apa - apa. Semoga saya bisa menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya :) Semoga :)

Oh ya..buku Ust. Aam yang tadi saya bicarakan itu sangat recommended untuk dimiliki ^^. Judul bukunya adalah Tafsir Al-Quran Kontemporer Juz Amma Jilid I.  Untuk teman - teman yang lebih ingin memahami makna - makna surat - surat pendek Juz Amma, buku ini insya Allah bermanfaat :)

Comments

Popular posts from this blog

opini : lagu Opo Aku Iki - Soimah

Miko Fajar Bramantyo

Lirik Lagu Merapi lan Merbabu - Anik Sunyahni