Skip to main content

opini : lagu Sengit - Nurhana ft. Manthous

Nurhana Sri Wiryanti, atau lebih dikenal dengan Nurhana, adalah salah satu penyanyi campursari favorit saya yang berasal dari Jawa Tengah. Nurhana lahir pada tanggal 9 Maret 1987 di Boyolali dan telah menikah dengan seorang dalang terkenal di Semarang yang bernama Ki Djoko Hadi Wijoyo. Terlahir dari keluarga seniman, Nurhana sudah menggeluti seni tarik suara sejak kecil. Ayahnya yang seorang dalang dan ibunya yang seorang pesinden, membawa Nurhana menjadi penyanyi “serba bisa”. Ia mampu nyinden, menyanyikan lagu langgam, menyanyikan lagu campursari dan bahkan lagu dangdut.

Salah satu lagu yang populer dinyanyikan Nurhana bersama Manthous adalah “Sengit”. Lagu ini merupakan lagu gubahan Ki Sukisno yang mengisahkan tentang problematika kehidupan pasangan suami istri. “Sengit” diartikan sebagai kesal, benci atau tidak menyenangkan. Seperti tipikal lagu campursari yang dinyanyikan secara duo, lirik “Sengit” berisi tentang percakapan antara seorang istri dan suami yang saling menembali. Lagu “Sengit” terdengar sederhana, namun bagi saya lagu ini menyimpan banyak makna dan pengajaran bagi kehidupan sehari - hari.

Bola bali tak kandani yo mas yo 
Bola bali tak aturi yo mas yo 
Kowe lunga awan bengi,
lali anak lali bojo 
nuruti kareping ati

Lagu “Sengit” diawali dengan curahan hati sang istri kepada suaminya. Sang istri merasa bahwa suaminya terlalu sibuk bekerja hingga sang istri merasa ia dan anaknya ‘terabaikan’ secara batin. Sang istri menyadari bahwa suaminya mampu memenuhi kebutuhan materi mereka dengan baik, namun ia juga menyadari hal ini membuat waktu sang suami dengan keluarga menjadi berkurang. Dalam lirik ini dijelaskan bahwa hal ini tidak hanya terjadi sekali, namun sudah berulang – ulang sehingga sang istri merasa kecewa. 
Tak kandani wanti wanti yo dik yo 
Lungaku golek rejeki yo dik yo 
Aku mulih duwite mesti 
Njaluk opo tak turuti 
Kebutuhan tercukupi

Sang suami kemudian menanggapi complain istrinya dengan sedikit kesal. Tentu saja sang suami menganggap bahwa sang istri kurang menghargai usahanya dalam mencari nafkah. Sang suami merasa telah berusaha memenuhi kewajibannya dengan baik tetapi istrinya masih saja kecewa. Kehidupan mereka tergolong baik karena semua kebutuhan sehari – hari sudah lebih dari tercukupi sehingga sang suami menjadi defensive ketika istrinya menganggap bahwa ia mengabaikan keluarga demi pekerjaan. 
Sengit aku, kepingin marah padamu 
Nanging kowe malah nesu 
Sing nesu kudune aku 
Lah kok ra rumongso kleru

Melihat reaksi suaminya yang terlihat marah, sang istri menjadi bertambah kesal. Sang istri merasa bahwa ia lah yang patut marah karena sang suami kurang perhatian. Selain itu, suaminya juga sepertinya tidak mendengarkan curahan hati sang istri dan malahan balik memarahi. Sang istri dan sang suami sama – sama merasa menjadi korban sehingga tidak ada yang mau mengalah. Sang istri merasa diabaikan dan sang suami merasa tidak dihargai.

Nganggo katok benike dedel yo dik yo 
Wong wedok kakehan rewel, kok mesti bawel 
Aku gemang mas wong lanang mbok ojo seneng ngumbar wiro 
Jaran kepang alah jaran kore yo dik yo 
Wong lanang menangan dewe iku jamake 
Ela elo mas jo ngono yen tak tinggal cotho

Pada lirik selanjutnya diceritakan bahwa perdebatan suami-istri ini mulai memasuki tahap saling membicarakan kekurangan. Sang suami mengatakan bahwa istrinya adalah istri yang rewel dan cerewet. Sang istri pun membalas bahwa suaminya adalah orang yang banyak bicara dan suka mengumbar janji. Sang suami kemudian menggunakan superioritasnya sebagai kepala keluarga untuk memojokkan istrinya. Ia menganggap bahwa suami lah yang lebih berperan dan dominan dalam sebuah keluarga. Sang istri pun akhirnya secara tersirat mengatakan bahwa ia bisa saja meninggalkan suaminya kalau sang suami tetap begitu.
Meskipun saya belum menikah, saya merasa tertarik dengan lagu Sengit ini. Menurut saya lagu ini menceritakan tipikal permasalahan yang biasanya dilalui oleh pasangan suami istri dalam kehidupan sehari - hari. Perbedaan pendapat, perasaan diabaikan atau perasaan tidak dihargai oleh pasangan sering datang menghampiri, apalagi ketika pasangan itu sudah tinggal bersama dalam waktu yang relatif lama. Buku “Don’t Sweat the Small Stuffs in Love” yang ditulis oleh Richard dan Kristin Carlson menyatakan bahwa semakin lama kita hidup bersama pasangan kita, semakin sulit kita mempertahankan perasaan cinta yang sama seperti ketika pertama kali bertemu. Masalah – masalah kecil yang tadinya dianggap sepele kemudian dipendam begitu lama bisa menimbulkan masalah yang besar di kemudian hari. Dengan bertambahnya tekanan kehidupan (masalah finansial, anak, tetangga, pekerjaan dan lain – lain), membuat pasangan yang saling mencintai pun akhirnya bisa bertengkar hebat.

John Gray dalam bukunya “Men are from Mars, Women are from Venus” menyatakan bahwa pertengkaran antara pasangan suami istri merupakan hal yang sangat beralasan karena pria dan wanita memiliki perbedaan yang mendasar. Kaum pria merupakan kaum yang cenderung lebih menghargai kekuasaan, keterampilan, efisiensi dan prestasi. Kaum pria senang membuktikan diri karena arti diri pria ditentukan oleh kemampuan mereka mencapai hasil – hasil. Kaum pria pada umumnya menyelesaikan masalah mereka sendiri dan berusaha tidak melibatkan orang lain. Sang suami dalam lagu “Sengit” juga menggambarkan ketika ia merasa bahwa hasil usahanya mencari nafkah kurang dihargai sang istri, ia menjadi tersinggung dan marah. Sang suami tidak menyadari bahwa mungkin ketika istrinya mengatakan hal itu, sang istri tidak bermaksud menyepelekan usahanya dalam mencukupi kebutuhan finansial mereka. Sang istri sebenarnya hanya ingin menyampaikan bahwa ia merasa kesepian dan terabaikan karena sang suami kurang meluangkan waktu bagi dirinya. 

Sang istri, seperti kebanyakan kaum wanita pada umumnya, sangat menghargai cinta, komunikasi dan hubungan antar-manusia. Tentu saja bukan berarti ia tidak menghargai kecukupan finansial yang dipenuhi suaminya, tetapi secara fitrah sang istri menginginkan kedekatan emosional yang lebih dengan sang suami. John Gray mengatakan bahwa arti diri wanita ditentukan melalui perasaannya dan kualitas hubungan mereka. Kaum wanita merasa termotivasi dan bersemangat bila mereka merasa dicintai. Sang istri dalam lagu “Sengit” ini mungkin merasa kurang dicintai oleh suaminya sehingga ia kecewa. Sedangkan sang suami merasa bahwa ia telah menunjukkan cinta kepada istrinya dengan mencukupi kebutuhan sehari – hari keluarga. 

Menurut saya, tidak ada yang salah maupun benar dalam kasus ini. Sang istri patut mengungkapkan apa yang menjadi ganjalan dalam hatinya dan sang suami juga patut dihargai atas semua usahanya kepada keluarga. Pasangan ini hanya perlu memperbaiki komunikasi di antara mereka agar tidak terjadi salah paham. Komunikasi yang baik akan membawa permasalahan pada inti serta pemecahannya dan tidak membuat masalah menjadi bertambah besar. Salah satu tips yang ditulis oleh Richard dan Kristin Carlson untuk menjaga hubungan harmonis dengan pasangan adalah berusaha menjadi pendengar yang baik. 

Richard Carlson memaparkan bahwa menjadi pendengar yang baik berarti membuktikan bahwa kita peduli pada perasaan pasangan kita dan bahwa kita mengakui serta menghargai dirinya. Keterampilan mendengarkan dengan baik akan mendorong seseorang untuk membuka diri dan mencurahkan isi hatinya kepada si pendengar sehingga hubungan semakin erat. Hal ini akan mendorong kedua belah pihak untuk saling mendengarkan dan akhirnya menciptakan komunikasi yang tulus. Untuk menjadi pendengar yang baik diperlukan latihan sesering mungkin. Richard menekankan bahwa setiap orang bisa menjadi pendengar yang lebih baik bila punya keinginan yang kuat dan mau berusaha. Selain menjadi pendengar yang baik, Richard dan Kristin menuliskan 99 tips lainnya untuk hubungan yang berkualitas dalam buku “Don’t Sweat the Small Stuffs in Love”. 
One of the most meaningful and enriching love message that you can send to someone you love is "You are priceless" -Richard Carlson
Suami maupun istri memiliki peran masing – masing dengan kelebihan dan kekurangan yang unik. Tidak ada yang lebih penting –keduanya penting. Suami istri harus saling mendukung satu sama lain, saling menghargai satu sama lain, saling menyayangi dan mengasihi, saling mengingatkan dalam kebaikan serta saling menguatkan. Saya teringat satu buku karya Yadi Saeful Hidayat yang berjudul “Aku Jauh Engkau Jauh, Aku Dekat Engkau Dekat”. Yadi menuliskan bahwa salah satu kunci kesuksesan kita adalah berkat doa dari orang terkasih yaitu orang tua dan pasangan hidup kita (suami/istri). Pasangan kita adalah “sayap” untuk melambungkan doa yang kita panjatkan kepada Allah. Maka, sayangilah pasangan kita karena Nabi Muhammad SAW bersabda “Sebaik – baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya.” Semoga Allah selalu memberikan kita petunjuk dan kekuatan untuk menjadi orang yang lebih baik^^.

Comments

Popular posts from this blog

opini : lagu Opo Aku Iki - Soimah

Miko Fajar Bramantyo

Lirik Lagu Merapi lan Merbabu - Anik Sunyahni