Skip to main content

The Madden Brothers - Dear Jane

I forgive you,

The Madden Brothers - Dear Jane
Dear Jane merupakan lagu milik grup bernama The Madden Brothers yang dirilis tahun lalu dalam album “Greetings from California”. The Madden Brothers merupakan proyek Benji dan Joel Madden yang sudah mulai mereka kerjakan sejak tahun 2011. Setelah melewati beberapa kendala dalam merilis album, akhirnya The Madden Brothers mengeluarkan album bertajuk Greetings from California pada tahun 2014 dengan first single yang berjudul “We Are Done”. Sebagai fans Joel Madden dan pendengar musik Good Charlotte, saya sangat senang ketika Benji dan Joel akhirnya kembali menyemarakkan industri musik dengan nuansa baru dalam The Madden Brothers. Menurut saya, lagu – lagu The Madden Brothers relatif lebih santai dan easy listening daripada lagu – lagu Good Charlotte yang relatif lebih nge-rock dan penuh semangat. Beberapa lagu favorit saya di album ini adalah “We Are Done”, “Greetings from California”, “Bad” dan tentu saja “Dear Jane”.


Lagu Dear Jane mengisahkan tentang seseorang lelaki yang baru saja menyadari perasaannya terhadap “sang kekasih hati” yang ia panggil Jane. Menurut info yang saya tahu, sebutan “Jane” biasanya dipakai untuk menyamarkan nama asli seorang perempuan. Sama halnya dengan penggunaan sebutan “Bunga” atau “Mawar” yang sering dipakai di Indonesia untuk menyamarkan nama perempuan yang kebetulan menjadi perilaku kriminal (misalnya). Alasan dibalik pemilihan kata “Bunga”, “Mawar” atau “Jane” juga sepertinya hanya sebuah budaya dalam suatu masyarakat untuk memudahkan dalam menyamarkan identitas seseorang. Misalnya menyamarkan nama asli pelaku kejahatan atau sekadar menyamarkan nama kecengan ketika curhat – curhat cantik pada teman hehe. Saya pikir salah satu dari penulis lagu Dear Jane juga sedang mencurahkan kisah cinta yang pernah ia alami dan akhirnya menggunakan sebutan “Jane” untuk menyamarkan pemeran asli wanitanya (hoho).

I met you down on the lower East Side
This whole thing started when I just ask for your name,
you said “It’s Jane”

And now it’s three months seven days into this thing
and I can’t help thinking that it’s..
It’s all been in vain,
all in vain

Saya menyimpulkan bahwa lelaki dalam lagu Dear Jane ini telah terkena “sindrom euforia”. Ia merasakan bahwa perasaan “cinta”nya yang awalnya menggebu – gebu terhadap Jane telah sangat berubah dalam waktu beberapa bulan saja. Lelaki itu mengganggap bahwa kedekatannya dengan Jane ternyata hanyalah sia – sia. Ia tidak lagi merasakan perasaan yang se-exciting dulu ketika baru pertama kali menjalin hubungan.

Now dear Jane, yeah I’m writing you to say 
that we’re no good together 
Oh Jane, yeah I’m gonna find a way to float away like a feather 

I don’t wanna hurt you 
but I gotta make a change 
All I can say is that hope you feel the same 
Dear Jane,

Tentu saja karena lelaki itu sudah merasa tidak nyaman, ia ingin segera mengakhiri hubungan tersebut. Namun mungkin lelaki ini beranggapan bahwa Jane sesungguhnya adalah orang yang sangat baik, sehingga lelaki itu merasa bersalah apabila ia berkata langsung mengenai apa yang ia rasakan. Ia merasa telah “mempermainkan” perasaan Jane karena pada awalnya ia menunjukkan rasa sayang yang menggebu – gebu terhadap Jane namun sekarang semua telah berubah. Ia sesungguhnya tidak ingin menyakiti Jane, namun ia juga tidak ingin berada lebih lama dalam hubungan ini. Mungkin saat itu ia hanya ingin kabur saja dari Jane, layaknya bulu yang bisa melayang – layang ketika ditiup angin. Akhirnya lelaki itu memutuskan untuk menulis surat tentang bagaimana perasaannya terhadap Jane.

We can’t make it from the bowery prince 
without bumping into some other guy, 
who says he’s your friend? 
another friend, huh? 

You wanna go out, when I wanna stay in 
You want me to love you, 
but I just can’t pretend.. I just can’t do it no more

Setelah perasaan lelaki itu berubah, tiba – tiba semua pandangannya tentang hubungannya dengan Jane juga menjadi berbeda. Ia mulai melihat banyak ketidakcocokan di antara mereka. Dia mulai mencurigai mungkin Jane dekat dengan pria lain. Terkadang ia juga merasa sering berbeda pendapat dengan Jane sehingga ia merasa lebih kesal. Ia selalu merasa tidak bisa lagi mencintai Jane seperti sebelumnya. Intinya, semua pikirannya itu membenarkan keinginannya untuk menjauh dari Jane. 

Dear Jane, I never thought I would believe 
such a pretty thing, would come in such a sting 
Here’s a day I never thought I’d see 
such a pretty one, would make me wanna cry 
like you did..

Jane mungkin seorang wanita yang cantik. Jane mungkin seorang wanita yang baik hati dan pengertian. Tetapi ketika perasaan lelaki itu telah berubah dan ia tidak memiliki niat untuk memperbaiki semuanya, Jane terlihat seperti orang yang membuatnya menderita. Jane mungkin tidak berniat membuat lelaki itu menderita, namun begitulah ia mengganggap Jane saat ini. Ia hanya ingin pergi menjauh dari Jane. Titik. Dalam lagu ini diceritakan bahwa pada akhirnya lelaki ini tidak jadi memberikan surat tersebut kepada Jane. Mungkin, lelaki tersebut telah mengatakan isi hatinya secara langsung kepada Jane. Who knows?
Bayangkanlah bagaimana perasaan wanita bernama Jane itu? 

Ketika mulai kuliah pada tahun 2009, sedikit demi sedikit saya tidak lagi mengikuti perkembangan musik dunia (halah, hehe..). Jadi saya tidak tahu ketika Good Charlotte mengeluarkan album bertajuk “Cardiology”. Namun, saya mengetahui single mereka dalam album itu yang berjudul “Like It’s Her Birthday” lewat tayangan televisi. Setelah saya menyelesaikan kuliah dan memiliki waktu untuk meng-update info – info entertainment (hehe), secara menakjubkan Benji dan Joel ternyata sedang merilis album “Greetings from California”. Single mereka yang berjudul “We Are Done” merupakan lagu yang bagus, namun lagu “Dear Jane” ini lebih menarik perhatian saya. Kenapa? Tentu saja karena saat lagu ini dirilis, saya merasakan pengalaman yang kurang lebih mirip dengan lagu ini (huhu). 

Bayangkanlah bagaimana perasaan wanita bernama Jane itu? Ketika pada awalnya seseorang lelaki yang ia suka menyatakan perasaan padanya dengan kata – kata yang romantis. Ia selalu mengatakan bahwa Jane adalah wanita yang istimewa, Jane adalah wanita yang kuat, yang menginspirasi hidupnya. Jane kemudian mendapatkan energi lebih karena sekarang ada seseorang spesial yang sangat menghargainya. Jane senang karena keberadaannya dianggap penting bagi seseorang. 

Bayangkanlah bagaimana perasaan wanita bernama Jane itu? Setelah beberapa waktu kemudian, lelaki itu dengan nada yang sangat lelah mengatakan bahwa perasaan yang ia rasakan sebelumnya telah sangat berubah. Hubungan ini datar. Kita punya banyak perbedaan. Semua tidak menyenangkan lagi. Jane hanya tertegun dalam sunyi, tidak tahu harus merespon apa. 
Ketika mendengar lagu ini saya semakin sadar bahwa sebagai manusia kita tidak mampu mengendalikan pikiran dan perasaan orang lain. Apabila orang lain menyukai kita, mungkin itu bukan hanya karena sikap kita yang menyenangkan tetapi juga karena Allah telah membukakan hati mereka untuk menyukai kita. Terkadang ketika seseorang tidak menyukai kita, mungkin bukan hanya karena sikap kita yang menyebalkan tetapi juga karena Allah belum mengijinkan itu terjadi. Oleh karena itu yang bisa kita lakukan adalah mengendalikan sikap dan pikiran kita. Seperti pepatah yang mengatakan “They can’t take away your happiness, unless you give it”. Kita tidak bisa memaksa orang lain untuk memperlakukan kita sesuai dengan yang kita harapkan, tetapi kita bisa memilih respon positif untuk menghadapi orang tersebut. Jane telah memilih untuk tetap menyayangi lelaki itu dengan cara memaafkannya dan kemudian Jane memutuskan untuk melanjutkan hidup tanpa harus menjadikan dirinya sebagai korban dari sindrom ini. 

They can't take your happiness, unless you give it. #bigquote

Dari kisah “sindrom euforia” ini, Jane menyadari bahwa Tuhan telah menyelamatkan ia dari rencana yang salah. Jane meyakini Tuhan pasti telah menyiapkan lelaki yang lebih tepat untuknya. Lelaki yang oleh Tuhan telah diijinkan untuk jatuh cinta setiap saat terhadap dirinya dan bukan hanya sekadar sindrom euforia saja. Semoga. 

When man make plans, God laughs. -Khloe Kardashian in "Kourtney and Khloe Take the Hampton"

Semua yang terjadi dalam hidup kita sudah diatur sedemikian rupa oleh Allah swt, tidak ada yang kebetulan. Terkadang manusia hanya tidak dapat menyadari apa hikmah dibalik suatu kejadian. Mungkin keesokan hari kita sadar, atau mungkin setelah belasan tahun kita baru menyadari hikmahnya. So, don’t worry be happy guys^^ Keep strong and shine on, always. 

NB. Semua yang saya tulis dalam postingan ini merupakan perspektif saya pribadi. Tidak menutup kemungkinan bahwa yang saya tulis ini berbeda dengan apa yang sesungguhnya Benji serta Joel ingin sampaikan. Begitulah, setiap lagu selalu memiliki kenangan tersendiri bagi masing – masing orang :). 

Comments

Popular posts from this blog

opini : lagu Opo Aku Iki - Soimah

Miko Fajar Bramantyo

Lirik Lagu Merapi lan Merbabu - Anik Sunyahni